Disinyalir Pengerukan drainase Ta 2024 milik Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan ( TPOP ) Sumut di desa Percut Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang” menuai derita “.
Derita yang terjadi pada ” M ” bersama dua temannya NH dan R diduga dipicu sampah dan lumpur yang dikeruk ditempatkan di bahu bahkan sampai ke badan jalan mengakibatkan badan jalan berlumpur, sehingga korban tidak mampu mengendalikan sepeda motornya hingga terjatuh.
Insiden itu terjadi pada ( 23/05 ) lalu sekita pukul 15.00 Wib, akibatnya ” M ” mengalami luka di kepala dengan enam jahitan, sedang ” NH ” luka di lutut dan tangannya terkilir dan ” R ” luka luka.
Demikian penjelasan korban didampingi orangtuanya di kediamannya di desa Percut pada ( 25/05 ).
Kami berbonceng, tiba tiba di dekat sekolah SMP Arrahman ada kendaraan roda mendahuli disaat itu kami agak ke pinggir, karena licin langsung jatuh, kata NH menceritakan kejadiannya.
HP ku berlumpur, kami pun berlumpur, terus di tolong orang yang ada di sekitar itu, ” M ” dilarikan ke klinik Ainun Mareza dan di kepalanya ada enam jahitan, tuturnya.
Sedangkan aku, kata NH diantara ke rumah dan mama membawa ku berobat ke bidan, sedangkan sepeda motor remuk, terangnya.
Hingga kini ke tiga korban masih dalam perawatan dan orangtia korban berharap ada perhatian dari pemerintah, harapnya.
Sementara pengamat Bendung dan Jaringan Bandar Sidoras dari BWS Sumatera II Medan saat dikonfirmasi di lokasi pengerukan ( 25/05 )mengatakan kegiatan normalisasi ini pihak BWS Sumatera II memberikan bantuan alat berat excavator, Trado dan empat dump truk untuk mengeruk dan mengangkut sampah, tanah dan lumpur.
Jadi ini bukan proyek tapi tanggap darurat yang sumber dananya dari TPOP provinsi, pejabat pembuat komitmen ( PPK ) Wendi Prayudi, ST.
Kegiatan normalisasi ini 2.000 M, lokasinya di desa Percut dan desa Cinta Rakyat, melibatkan 25 orang pekerja, hari ini hari ke sepuluh juga sebagai hari terakhir kerja.
Saat ditanya apakah ada informasi ada informasi kecelakaan diduga akibat jalan licin dan berlumpur di lokasi pekerjaan, beliau mendengar selentingan itu, kabarnya karena mabuk, bawa sangkar burung, tapi tidak tau pasti, tutupnya.
Pantauan Tim pada ( 25/05 ) di lokasi, material tanah masih tertumpuk di bahu jalan.
Di titik lain tanah hasil kerusakan dibuat di bibir drainase, dikhawatirkan saat hujan turun material pengerukan akan jatuh atau hanya kembali ke dalam drainase.
Bahkan tumpukan tanah yang mulai mengering di bibir drainase sepertinya mulai berjatuhan ke dalam drainase yang baru di keruk. ( K / Tim ).