BALI | InformasiRakyat. Com –
Perubahan Iklim dan lingkungan Hidup menjadi salah satu tajuk utama pembahasan di puncak pertemuan Presidensi KTT G20 di Bali.
Dalam pertemuan sebelumnya, Environment Deputies Meeting and Climate Sustanability Working Group (EDM-CSWG) di Bali (29 /8), dihadiri oleh 211 delegasi dari negara- negara anggota G20, negara undangan, dan komunitas internasional, menyatakan sikap untuk meningkatkan upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim global. Selasa (15/11/22)
Dimana, pembahasan isu lingkungan dan perubahan iklim dalam G20, mempunyai korelasi yang saling berkaitan.
Salah satunya laut dan iklim, karena iklim dengan suhu yang semakin meningkat, akan mempengaruhi laut dari bebagai aspek.
EDM-CSWG pada presidensi G20 kali ini, mengusung tiga isu prioritas yang menjadi fokus pembahasan dari beberapa pertemuan sebelumnya, ketiga isu prioritas tersebut adalah,
(1) Mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting more sustainable recovery).
(2) Peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, untuk mendukung perlindungan
lingkungan hidup, dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land-and sea-based actions to support environment protection and climate objectives).
(3) Peningkatan mobilisasi sumber daya, untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup, dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).
Ketiga isu prioritas tersebut, melalui dua poin utama yaitu, segi lingkungan dan perubahan iklim.
Sedangkan dalam Climate Sustainability Working Group (CSWG), dilakukan
pembahasan 3 studi yaitu,
(1) Peran co-benefit mitigasi-adaptasi untuk menciptakan masa depan yang lebih
tangguh bagi semua.
(2) Percepatan Implementasi NDC (Nationally Determined Contribution) dan transisi berkelanjutan menuju masa depan rendah emisi GRK (Gas Rumah Kaca) serta ketahanan iklim melalui pemanfaatan nilai ekonomi karbon.
(3) Memperkuat aksi, dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan.
Negosiasi kesepakatan serta komitmen negara-negara dunia terhadap isu prioritas dan misi-misi utama lingkungan akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif KTT G20 melalui adopsi komunike Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan iklim.
Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan diharapkan, akan menjadi tindakan nyata yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat dunia dalam memperbaiki lingkungan, sesuai dengan tema recover together, recover stronger.
Menariknya, salah satu mahasiswi Universitas Udayana, Sahara Putri Ayu Kenanga Gunawan dari fakultas kedokteran yang peduli terhadap lingkungan mengatakan bahwa, dirinya mendukung KTT G20, khususnya dalam isu lingkungan hidup dan perubahan iklim.
“Terkait isu pembahasan lingkungan hidup serta perubahan iklim, karena prodi yang saya ambil kesehatan masyarakat/peminatan kesehatan lingkungan, membuat saya mendukung, untuk bersama-sama membangun lingkungan yang lebih baik dengan komitmen dan kebijakan negara-negara dunia terhadap aksi nyata memperbaiki lingkungan,” ujarnya.
Ditambahkannya sebagai penerus generasi muda, dirinya berharap komitmen ini, bukan hanya menjadi isapan jempol belaka, akan tetapi dapat selalu dimonitor di setiap negara, serta di evaluasi.
“Harapan saya konferensi ini bukan hanya sekedar kesepakatan yang dibubuhi tanda tangan, pemimpin negara dunia harus berkomitmen terhadap aksi nyata yang berkelanjutan dengan monitoring, dan evaluasi, terhadap pelaksanaan konferensi terkait isu lingkungan dari tahun
ke tahun dan, dilakukan secara berkelanjutan agar tujuan di masa depan yang dirumuskan dalam KTT G20 dapat benar-benar terwujud,” tandasnya, biasa disapa sahara kepada awak media.
(red)