Batang Kuis | TribunSumut –
BREAKING NEWS
Pasien persalinan kelurga tidak mampu terpaksa merelakan Sepeda motor nya di jual untuk membayar uang persalinan (melahirkan) di Rumah Sakit (RS) Pramaliesa yang beralamat di Desa Baru Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang yang memberikan tarip pembayaran partus (melahirkan) yang cukup mahal.
Informasi ini didapat langsung dari Pasien berinisial YL, Sinaga (23) (Suami), Nuraisyah (24) (Istri) yang beralamat di Desa Tumpatan Nibung Dusun I (satu) Kecamatan Batang Kuis. Selasa (04/10/22)
Kronologis awal Suami membawa istrinya berhubung sudah bulan (harinya) hendak melahirkan, diperiksakan dulu ke bidan praktek di sekitar Batang Kuis, setelah sesampainya di tempat bidan praktek L. Sitompul jam 9.30 istri saya diperiksa dan setelah itu bidan mengatakan ini pasien sudah buka-tiga.
Lantas bidan bertanya, apakah kalian punya BPJS, punya jawabnya, kemudian bidan mengatakan lagi, bagaimana jikalau saya arahkan ke rumah sakit yang baru buka itu yaitu Rumah Sakit Pramaliesa, jika kalian punya BPJS nya di rumah sakit itu nanti gratis gak bayar kalau pakai BPJS sebut bidan L. Sitompul.
Pada hari Selasa 21-09-22, Sesuai arahan bidan tersebut kami pun pergi menuju RS yang berada di Desa Baru Kecamatan Batang Kuis bersama keluarga, ujar Suami kepada TribunSumut.net.
Sesampainya di rumah sakit istri diperiksa lagi oleh perawat atau dokter, kemudian tidak begitu lama belum ada setengah jam istripun melahirkan tepat jam 11.00 siang pada hari minggu anak pertama secara normal tanpa operasi dan tidak di infus tidak disuntik rangsang.
Setelah itu dipindah di kelas 3 lantai dua, saya pun langsung menunjukkan dua kartu BPJS, kemudian di cek oleh petugas Rumah Sakit sambil menghubungi petugas BPJS yang sesuai alamat dan Kecamatan.
Menunggu hasil cek BPJS tersebut sampai sore pada hari Senin, ketika ada niat hendak pulang, petugas rumah sakit pun mengatakan ternyata ke dua kartu BPJS kami sudah tidak aktif lagi sesuai informasi dari Kantor BPJS.
Kemudian petugas rumah sakit mengatakan ini harus bayar secara umum ya pak katanya, kemudian keluarga bertanya kalau harus ke umum berapa rupanya, lalu petugas rumah sakit menjawab Rp. 4.500.000 {empat juta lima ratus saja) sebut petugas rumah sakit.
Mendengar jawaban itu keluarga “waduh kenapa mahal sekali Rp. 4.500.000 kan lahirnya normal dan cuma nginap 1 malam saja dan gak ada masuk di infus atau dikasih suntik perangsang.
“Jawab petugas rumah sakit cuma bisa jawab begitu lah pak sesuai tarif paket yang tertera di brosur ini, “ujar sang suami menirukan ucapan petugas RS.
Keluarga pun pergi menemui bidan praktek yang merujukkan kemarin yaitu bidan L. Sitompul juga terkejut dengan mahalnya “waduh kenapa mahal begitu yaa”.
Kami pun meminta tolong kepada L. Sitompul agar menghubungi pemilik Rumah Sakit Pramaliesa tersebut agar minta di kurangi pembayarannya, saat di hubungi berulang kali akan tetapi tidak diangkat, sampai waktunya nginap terhitung dua malam.
kemudian kami (keluarga) pun kembali ke rumah sakit dan petugas rumah sakit mengatakan kalau jadi dua malam nambah Rp.250.000 pak sebutnya, tepat hari Selasa sore jam 4 kami telah mendapat uang dengan menjual sepeda motor yang sehari-hari untuk digunakan sebagai cari nafkah.
Sambil minta tolong agar pembayaran dikurangi sesuai arahan bidan L. Sitompul pada tengah malam berteleponan dengan pemilik rumah sakit (Dokter R. Ritonga) dan sebutnya hanya biaya nginap tambahan satu malam gak usah di bayar yaitu sebesar Rp 250.000, keluarga membayar dengan rasa berat hati biaya sejumlah RP.4.500.000 tersebut.
Ketepatan mertua seorang wartawan dari Harian Surat Kabar Top Metro, lalu menghubungi pemilik Rumah sakit (Dokter R. Ritonga), beberapa kali tidak diangkat atau tidak respon begitu juga dengan Chatingan melalui WA ngak di balas juga.
Sampai esok pagi awak media coba menghubungi lagi baru diangkat pada jam 10 pagi hari Kamis, beliau menjawab dia lagi di Jakarta, kemudian awak media dalam percakapan di seluler sambil menanyakan, “Pak dokter kenapa biaya melahirkan begitu mahal, kan lahirnya normal tidak operasi dan tidak di infus atau tidak disuntik rangsang awalnya nginap cuma satu malam Rp 4.500.000. sesuai rekaman percakapan.
Kemudian dokter tersebut sekalian pemilik Rumah Sakit menjawab dengan angkuh dan bernada sombongnya, “itu awalnya sudah kami masukkan atau umumkan di instragram sebutnya kan semua sudah tau itu katanya.
lalu awak media juga menanyakan sekali lagi, Pak dokter di wilayah Kecamatan Batang Kuis rata rata kehidupannya golongan menengah ke bawah bagaimana suatu saat ada masyarakat seperti ini juga terkejut mendengar besarnya biaya melahirkan normal kena biaya Rp.4.500.000 cuma nginap satu malam ada diruangan kelas 3 juga persis seperti ini, lalu dokter tersebut dagan sombongnya dan angkuhnya menjawab.
“Baru bapak saja yang komplin sebutnya, selama ini gak ada yang komplin katanya, lalu selulernya dimatikan”
Sampai berita ini diterbitkan belum ada pihak rumah sakit menemui kelurga maupun pihak media.
PEWARTA (R. Sinaga)