Jakarta | TribunSumut –
Pasca kejadian tragis yang terjadi di sepak Bolaan, ditemukan 17 orang anak meninggal dan 3 luka berat dan dikabarkan masih banyak lagi anak korban yang belum terdeksi.
Komisi Nasional Perlindungan Anak organisasi yang memberikan pembelaan dan perlindungan anak Indonesia menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas tragedi kerusuhan pertandingan bola antara Arema FC, 02 Ok dan Persebaya di Stadiom, Sabtu (01/10/22)
Atas kejadian tragis itu mengakibat 129 orang meninggal dunia diantaranya terdapat 17 anak meninggal dunia dan 184 luka berat dan didapat informasi ada dua anak remaja dan satu anak usia 6 tahun menjadi korban.
Disinyalir masih banyak anak-anak korban yang belum terdeteksi menjadi korban kerusuhan itu, demikian disampaikan Arist Merdeka Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak kepada sejumlah media yang mengkerumuninya untuk dimintai pendapatnya tentang hari Gelap persepak bolaan yang terjadi di stadion Malang, Minggu (02/10/22)
Lebih lanjut Arist Merdeka Sirait, atas kerusuhan ini meminta Kapolri Jenderal Pol. Sulytio Sigit Prabowo untuk segera membentuk tim investigasi khusus dengan melibatkan, Bareskrimum, Inafis, Irwasum, Dokkes Mabes Polri dam Polda Jawa Timur.
Untuk mengumpulkan data-data dan mencari tahu dan memastikan faktor-faktor yang menjadi penyebab tragedi dan hari kelam persepakbolaan di Indonesia, termasuk apakah ada kesalahan prosedur atas penyelenggaraan laga antara Arema FC dan Persebaya yang terjadi di Di stadion Ganjaran di Malang Sabtu malam.
Demikian juga Komnas Perlindungan Anak mendesak Gubernur Jatim, Walikota dan Bupati Malang patut segera memberikan santunan kematian kepada wali korban dan terhadap luka-luka berat jelas Arist.
Dikabarkan
Organisasi Persepakbolaan di dunia juga menyampaikan turut berdukacita menyusul 129 meninggal dunia dan 184 orang luka diantaranyag dikabarkan terhadap anak-anak korban tragedi kemanusiaan di Stadion Kangajaran Malang..
Sejarah terburuk persepakbolaan di Indonesia ini yang memakan 129 korban jiwa dan terluka mendapat atensi serius dari organisasian persepakbolaan dunia FIFA dengan segera mengirim tim investigasi untuk melakukan penyelidikan hari gelap persepakbolaan yang terjadi di Jawa Timur ksrena membuat sok karena diluar nalar.
Secara khusus, Komnas Perlindungan Anak segera mengirimkan Tim Investigasi dan Litigasi Komnas Perlindungan Anak untuk memeriksa dan melakukan investigasi untuk mengetahui berapa sesunggujnya jumlah anak dan balita yang meninggal dan luka berat dalam kerusuhan di Stadium Malang tersebut.
Didapat informasi ada sejumlah ibu menjadi penonton dengan membawa anak yang masih berusia dibawah lima tahun dalam pertandingan bola di stadion Malang..
Dari tragedi kerusuhan itu dikabarkan ada seorang ibu tewas terinjak-injak dan tiga anak 2 remaja dan satu anak usia 6 tahun selamat untuk mendapat perawatan medis secara maksimal dari Dinas Kesehatan dan sejumlah rumah sakit.jelss Arist.
Atas tragedi kemanusiaan ini, Kommas Perlindungan Anak juga segera mendedak PSSI dan organisasi persepakbolaan melakukan evaluasi mendalam atas peristiwa ini dan segera menghentikan untuk sementara liga satu PSSI dan mengevalusi terhadap pelaksaan dan dan aturan’-aturan secara total semua komponen persepakbolaan.yang terlibat dan meminta Menpora, PSSI dan organidasi persepakbolaan mengevaluasi menyeluruh prosedur penyelenggaraan pertandingan..
Komnas Perlindungan Amak juga mendesak Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Niko Afinta Karo Karo untuk segera memeriksa apakah Prosedur pengamanan Pertandingan bola antara Arema GC yang salah, tambah Arist.
(red)